Penampilan Oksida XII IPA 2 dalam pagelaran seni budaya, mata pelajaran Seni budaya Selasa, 20 Desember 2011 merupakan salah satu penampilan yang menarik. Di awali dengan konsep yang kurang matang dan jelas, serta latihan yang singkat membuat XII IPA 2 cukup kesulitan. Pertunjukan yang di tunjukan adalah, dua seni yang memiliki jiwa berbeda. Yaitu seni pertunjukan Reog Ponorogo dan Musik Karawitan.
Berlatih di dua tempat yang berbeda, tidak memutuskan perpaduan antar keduanya. Di awali dengan paduan suara, yang di adopsi dari theme song Indonesian Idol, seluruh pemain karawitan beserta sinden berjajar di panggung bersama untuk menyapa penonton.
Di lanjutkan dengan musik kendang Reog, muncul segerombolan penari reog, mulai dari Jatil, Patih Bujang Ganong, Warok, Raja Kelana dan Dadak Merak yang ukurannya kecil. Oksida menyapa penonton lewat "rawe rawe rantas, Malang malang putung" kemudian yel utama OKSIDA BISA.
Tarian tarian tersebut menunjukan kisah dalam legenda reog Ponorogo. terjadilah peperangan antara kubu Singobarong dengan kubu Kelana. Semua menunjukkan kebolehannya, mulai dari warok yaitu Bima, Rizal, Pras dan Andri. Kemudian muncul pasukan Jatil yang gemulai, Erma, Ninit, Via, Ufil, Reza dan Sella. Disinilah selanjutnya, wicacarita yang menunjukan setting kerajaan di tunjukan. Patih bujang ganong yang diperankan Agus dan Raja Kelana yang diperankan Dani, saling menari nari di panggung. Selanjutnya, dari kubu lawan, Raja Singobarong yang diperankan Lutfi, ikut unjuk kebolehan.
Dimulailah peperangan disini, serangan Jatil belum mempan mengatasi raja Singobarong, bahkan sang Patih Bujangganong justru terserang, Nampak raja Kelana yang mulai mampu menyerang sang Singobarong. Ketika raja Kelana mengumpulkan kekuatan, dengan pecutnya.. Kalah-lah Singobarong. Para penari ini, kemudian menyapa penonton lagi.
Pertunjukan diakhiri dengan Karawitan kembali, tampaknya penonton cukup puas dengan pertunjukan yang sederhana dan tidak terlalu memakan waktu ini. Oksida yang khas dengan Reog-nya sejak dies Natalis, rupanya mampu menunjukan kembali Seni Budaya Asli Indonesia ini. SMA Negeri Ambulu, membuktikan seni reog dan Karawitan masih eksis di Jember.